PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
“PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG SHALAT LIMA WAKTU PADA KELAS VII SMP MEKAR ARUM BANDUNG”
Disusun Oleh:
Uus Ahmad Husaeni 208203270
KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010
A. JUDUL PENELITIAN:
“PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG SHALAT LIMA WAKTU PADA KELAS VII SMP MEKAR ARUM BANDUNG”
B. BIDANG KAJIAN
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan materi pelajaran Sholat lima waktu kelas VII, sedangkan bidang kajian adalah tentang Media Pembelajaran Audio Visual.
Sholat dicanangkan oleh Allah SWT, untuk membentuk kepribadian seorang muslim yang tangguh. Dalam sholat, Allah SWT mengajarkan hidup disiplin, hidup sabar, bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan dan pengendalian diri, berkomunikasi dengan khaliknya. Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menganjurkan untuk melaksanakan shalat, diantaranya dalam surat Al-Ankabut ayat 45, yaitu sebagai berikut:
ã@ø?$# !$tB zÓÇrré& y7øs9Î) ÆÏB É=»tGÅ3ø9$# ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# ( cÎ) no4qn=¢Á9$# 4sS÷Zs? ÇÆtã
Ïä!$t±ósxÿø9$# Ìs3ZßJø9$#ur 3 ãø.Ï%s!ur «!$# çt9ò2r& 3 ª!$#ur ÞOn=÷èt $tB tbqãèoYóÁs? ÇÍÎÈ
Artinya: “bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Akan tetapi pada era globalisasi saat ini generasi penerus umat islam khususnya banyak yang meninggalkan shalat, terbukti dengan hancurnya moral bangsa akibat melalaikan sholat, ayat Al-qur’an diatas sudah cukup sebagai bukti bagaimana luar biasanya faedah Sholat. Maka dari itu perlu adanya suatu perubahan untuk merubah kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga dapat merubah paradigma generasi umat Islam saat ini menjadi para generasi yang suka terhadap Sholat baik dalam pelaksanaannya maupun dalam pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat memperbaiki akhlak ke arah generasi Islam yang berakhlakul karimah serta untuk mengembangkan kompetesi ranah kognirif, afektif dan psikomotorik peserta didik.
C. PENDAHULUAN
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia kepada Allah SWT. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Allah SWT. Hal yang paling mendasar untuk mencapai tujuan Agama ini adalah dengan pengaplikasian Shalat lima waktu (dhuhur, ashar, maghrib, isya dan subuh) dengan baik dan benar.
Media audio visual merupakan program media pembelajaran yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa sekaligus meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi shalat lima waktu.
Melalui penggunaan media audio visual berupa program media pembelajaran tentang penayangan video penciptaan alam semesta, video kegunaan dan faedah Sholat, video syakaratul maut, dan keajaiban-keajaiban Allah SWT lainnya. Sehingga pemahaman siswa terhadap sholat lima waktu dapat ditingkatkan dan dalam pengaplikasiannya berjalan dengan baik dan benar. Serta terdorong untuk mensyukuri nikmat Allah SWT.
D. PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran siswa dalam memahami pentingnya sholat lima waktu (Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh). Masalah tersebut akan dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penggunaan media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang shalat lima waktu pada kelas VII SMP MEKAR ARUM Bandung?”
2. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah kurangnya kesadaran siswa dalam memahami pentingnya shalat lima waktu, dapat mempergunakan media pembelajaran audio visual yang akan menayangkan video penciptaan alam semesta, video kegunaan dan faedah Sholat, video syakaratul maut, dan keajaiban-keajaiban Allah SWT lainnya. Oleh karena itu penulis merumuskan hipotesis tindakan “Media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan pemahaman siswa”
Indikator keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah meningkatnya pemahaman siswa yang diukur melalui perubahan prilaku siswa baik di kelas, lingkungan sekolah maupun dikeluarganya.
E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengatasi kurangnya kesadaran siswa kelas VII SMP MEKAR ARUM Bandung, dalam memahami pentingnya sholat lima waktu (Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh). Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Meningkatkan pemahaman siswa pada pentingnya sholat lima waktu setelah penayangan video-vidio pada penggunaan media audio visual.
b. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual dalam pembelajaran pentingnya shalat lima waktu.
F. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang professional.
2. Bagi siswa dapat dijadikan sebagai pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap pentingnya shalat lima waktu pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Bagi guru PAI khususnya dan guru yang lainnya dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
G. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian, Ciri dan Manfaat Umum Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu faktor yang turut menentukan hasil pembelajaran. Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Gearlach dan Ely (1971) dalam Pupuh Fathurrachman dan M. Sobry Sutikno (2007) menjelaskan bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Atwi Suparman (1997) mendefinisikan, media sebagai alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. AECT (Assosiation of Education and Communication Technology), 1977), memberikan batasan media sebagai bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai suatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.
Adapun ciri-ciri umum media pembelajaran adalah:
1. Media pembelajaran mempunyai pengertian fisik dikenal dengan istilah perangkat keras (hadware) yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba oleh panca indera.
2. Media pembelajaran memiliki penertian non fisik yang dikenal dengan istilah perangkat lunak (software) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang akan disampaikan kepada siswa.
3. Penekanan media pembelajaran terdapat pada audio dan visual.
4. Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses baik didalam maupun diluar kelas.
5. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6. Media pembelajaran dapat digunakan secara masal atau perorangan.
Brown (1980) dan Rusman (2009) menggaris bawahi bahwa media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas proses pembelajaran.
Adapun manfaat media pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1980) secara umum manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Meletakan dasar-dasar berfikir kongkret dan mengurangi verbalisme.
b. Memperbesar perhatian para siswa.
c. Meletakkan dasar-dasar penting untuk perkembangan belajar, membuat pelajaran lebih mantap.
d. Memberikan pengalaman yang nyata pada yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu terutama dalam gambar hidup.
f. Membantu tumbuhnya pengertian atau pengembangan kemampuan berbahasa.
g. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
2. Media Audio Visual
Media audio visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, atau media yang dapat dilihat dan juga didengar.
Ada berbagai macam media audio visual dam masing-masing media memiliki karakteristik. beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Media Vidio (Cassette, Laser Disc, Compact Disc)
Media ini dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi. Hal ini disebabkan oleh kemampuan video untuk memanipulasi kondisi waktu dan ruang sehingga peserta didik atau siswa dapat diajak untuk melihat objek yang sangat besar.
B. Media Film
Film mampu mengabadikan suara dan gambar gerak serta bisa mengatasi keterbatasan gaya indra penglihatan kita. Sangat memikat karena mampu mengungkapkan keindahan dan fakta bergerak, lebih realistis, dapat diputar berulang-ulang, dihentikan dan sebagainya sesuai kebutuhan serta hal-hal yang abstak menjadi jelas.
C. Program Siaran Televisi
Program siaran televisi adalah media yang menyamaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima pesannya televisi tergolong ke dalam media massa (elektronik). TV merupakan media yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh semua usia karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kebutuhan kehidupan. TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton, seerti halnya film, TV menyajikan informasi visual dan lisan secara simultan.
D. Media Komputer (Multimedia)
Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun yang lalu komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran.
3. Pemahaman
a. Pengertian Pemahaman
Kata pemahaman berasal dari bahasa Arab yaitu Pahima-Yaphamu-Pahman artinya mengerti, mengetahui dan memahami (Al-Munawir, 1984: 1156). Kata pemahaman ini mendapat awalan pe dan akhiran an yang secara etimologi dalam kamus Bahasa Indonesia Lengkap diartikan dengan proses, perbuatan, cara, memahami atau memahamkan (Surayin, 2003: 396).
Sardiman (2010: 42-43) mengatakan bahwa pemahaman adalah menguasai sesuatu dengan pikiran. Dengan demikian karena dalam memahami sesuatu seseorang dituntut untuk mengerti secara mental baik makna, maksud, implikasi dan aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan seseorang memahami maksud dari suatu materi dan mengungkapkan makna materi dan implikasinya dalam bentuk perbuatan dan perkataan adalah tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Nandang Budiman (2006: 102) berpendapat bahwa untuk memahami kegiatan belajar perlu dilakukan analisis untuk menemukan persoalan-persoalan apa yang terlibat dalam kegiatan belajar. Sedangkan Nana Sudjana (2004: 24) pemahaman merupakan tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pengetahuan hapalan. Pemahaman merupakan kemampuan menangkap suatu makna dari arti dari suatu konsep, untuk itu diperlukan hubungan ketertarikan antara konsep dengan makna yang ada pada konsep tersebut.
Sedangkan Oemar Hamalik (2008: 80) mengatakan bahwa pemahaman adalah sesuatu untuk menguasai pengertian, pemahaman adalah pengalihan dari satu bentuk ke bentuk lain, penafsiran dan memperkirakan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam mengetahui atau mengerti terhadap suatu objek atau bahan dn materi yang telah dipelajarinya. Pemahaman juga dapat dilihat dalam bentuk kata-kata serta mengaplikasikan apa yang dipahami seseorang baik dalam bentuk prilaku atau perkataannya. Pemahaman yang timbul dalam diri seseorang akhirnya menjadi suati rangkaian kata-kata atau perbuatan yang berarti. Ketika materi atau bahan tersebut telah masuk kedalam memori seseorang, maka ia akan mampu memprosesnya dengan bantuan hati dan rasa, sehingga ia bisa mengamalkan apa yang telah dipelajari dan dipahami baik perbuatan maupun kata-kata. Karena pemahaman tidak akan timbul dengan sendirinya, tetapi ia terikat dengan unsure psikologi lainnya seperti motivasi, konsentrasi dan reaksi. Ketika hal tersebut saling mempengaruhi, maka didapatkan suatu pemahaman yang sempurna terhadap apa yang telah dipelajari.
b. Indikator Pemahaman
Pemahaman merupakan bagian dari ranah kognitif yang tingkatannya lebih tinggi satu tingkat dari pada pengetahuan, untuk mengetahui lebih lanjut untuk mengetahui pemahaman ini. Adapun beberapa ciri-ciri pemahaman yang akan diungkapkan oleh beberapa ciri pemahaman yang diungkapkan oleh beberapa ahli pendidikan, diantaranya:
Muhibbin Syah (2007: 151) mengungkapkan bahwa ciri-ciri pemahaman adalah dapat menjelaskan dan dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri, sedangkan menurut Ahmad Tafsir (2008: 87) ciri-ciri siswa yang paham adalah dapat menterjemahkan dan dapat mengetahui faidahnya. Abin Syamsudin Makmun (2009: 167) mengungkapkan bahwa indikator pemahaman adalah dapat menjelaskan dan mendefinisikan dengan kata-kata sendiri. Sedangkan menurut Uzer Usman (2009: 38) menjelaskan bahwa indikator pemahaman adalah dapat mengubah, menjelaskan, mengikhtisar, menyusun kembali, menafsirkan, memperkirakan, memperluas, menyimpulkan dan menganulir.
Nana Sudjana (2009: 24) mengatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga katagori, yaitu:
· Tingkat terendah adalah pemahaman terjemah, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya.
· Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan yang bukan pokok.
· Pemahaman tertinggi yaitu ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dan membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalah.
Zakiah Darajat (2001: 199) menjelaskan tiga katagori pemahaman sebagai hasil belajar meliputi:
· Kemampuan untuk menterjemahkan yaitu kemampuan menyalin (memindahkan) pokok bahasan dari suatu bahasa kedalam bahasa lain atau mengalih bahasakan.
· Kemampuan untuk mendapatkan yaitu upaya mengungkapkan dan menjelaskan makna sesuai kadar kemampuan masing-masing yang sifatnya terbatas, sehingga dijumpai pelajaran, hokum, dan hikmah yang terkandung didalam kitab suci tersebut.
· Kemampuan untuk menyimpulkan yaitu kemampuan merangkai perkataan yang dirumuskan dalam susunan tertentu yang membawa maksud tertentu. Maksudnya terdapat daripada apa yang tersirat atau tersembunyi bukan daripada yang tersurat atau nyata akibat-akibatnya dan hasil-hasilnya.
· Kemampuan untuk mengaplikasikan yaitu kesanggupan menerapkan, dan mengabstraksikan suatu konsep, ide, rumus, hokum dalam situasi yang baru.
c. Cara Pengukuran Pemahaman
Pengertian pengukuran mencakup segala cara untuk memperoleh informasi, yang dapat dikualifikasi baik dengan cara tes, maupun cara-cara yang lain untuk menggolongkan hasil belajar. Maka, perlu suatu patokan atau standar penilaian. Walaupun penilaian tidak diukur secara objektif, penilaian ini dilakukan terhadap aspek-aspek keterampilan (psikomotor) kesanggupan (kognitif) sikapnya (Nana Sudjana, 2006: 111).
Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran bersifat kuantitatif (Suharsimi Arikunto, 2009: 3). Sedangkan menurut Oemar Hamalik (1989: 6) pengukuran berperan untuk memberikan informasi untuk pengambilan keputusan yang bersifat teoritis.
Untuk mengukur keberhasilan berdimensi kognitif dapat dilakukan dengan tes, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan. Dalam tes ada yang sudah di standari, artinya tes tersebut telah mengalami proses ketepatan untuk tujuan tertentu dan untuk kelompok tertentu. Tes tulis bisa berupa tes essay dan tes objektif, dalam tes objektif bisa berupa pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan dan melengkapi, untuk tes lisan digunakan pertanyaan-pertanyaan secara lisan dan biasanya menggunakan tes lisan berbentuk uraian karena berkomunikasi secara langsung (Muhibbin Syah, 2007: 151).
Pemahaman lebih rendah dari pada pengetahuan, bentuk kemampuannya adalah menjelaskan, menafsirkan dan mendefinisikan, dengan bahasa sendiri. Aspek pemahaman diukur dengan tes dalam bentuk tes objektif, tipe pilihan dan tipe benar/salah (Ahmad Tafsir, 2001: 50).
Menurut Bloom dalam buku Belajar dan Pembelajaran yang dikutip oleh Aunurrahman (2009: 49) ranah kognitif terdiri dari enam jenis prilaku yaitu:
- Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan-ingatan tentang hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.
- Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari makna dan hal-hal yang dipelajari.
- Penerapan, memcakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
- Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
- Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
- Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan criteria tertentu.
Uraian diatas dapat dipahami bahwa pemahaman termasuk tipe hasil belajar dalam ranah kognitif dan merupakan manifestasi dalamproses belajar mengajar yang ditandai dengan adanya kemampuan menagkap makna, atau sesuatu yang terlukis dalam kata. Selain itu juga dapat diaplikasikan kedalam bentuk tingkah laku atau dengan kata lain dapat diukur dengan tes tertulis dapat pula dengan tes perbuatan.
4. Materi Pelajaran Shalat Lima Waktu
a. Pengertian Shalat
Kata shalat secara etimologis berarti doa. Adapun shalat secara terminologis adalah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan beberapa syarat tertentu, dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Adapun yang menjadi landasan kefarduan shalat, diantaranya surat Al-Baqarah ayat 45 dan ayat 110:
(#qãZÏètFó$#ur Îö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 $pk¨XÎ)ur îouÎ7s3s9 wÎ) n?tã tûüÏèϱ»sø:$# ÇÍÎÈ
Artinya:”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.
(#qßJÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4q2¨9$# 4 $tBur (#qãBÏds)è? /ä3Å¡àÿRL{ ô`ÏiB 9öyz çnrßÅgrB yYÏã
«!$# 3 ¨bÎ) ©!$# $yJÎ/ cqè=yJ÷ès? ×ÅÁt/ ÇÊÊÉÈ
Artinya: “dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.
Dalam islam, shalat menempati urutan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah lainnya. Selain termasik rukun islam, yang berarti tiang agama, shalat juga termasuk ibadah yang pertama diwajibkan Allah kepada Nabi Muhammad ketika mi’raj.
Selain itu shalat juga memiliki tujuan yang tidak terhingga. Tujuan hakiki dari shalat, sebagaimana yang dikatakan Al-Jajiri, adalah tanda hati dalam rangka mengagungkan Allah sebagai pencipta. Disamping itu, shalat juga nerupakan bukti taqwa manusia kepada khaliq-Nya. Dalam salah satu ayat-Nya, Allah menyatakan bahwa shalat bertujuan menjauhkan orang dari keji dan munkar.
b. Waktu-waktu Shalat
Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 103:
#sÎ*sù ÞOçFøÒs% no4qn=¢Á9$# (#rãà2ø$$sù ©!$# $VJ»uÏ% #Yqãèè%ur 4n?tãur öNà6Î/qãZã_ 4 #sÎ*sù öNçGYtRù'yJôÛ$# (
#qßJÏ%r'sù no4qn=¢Á9$# 4 ¨bÎ) no4qn=¢Á9$# ôMtR%x. n?tã úüÏZÏB÷sßJø9$# $Y7»tFÏ. $Y?qè%öq¨B ÇÊÉÌÈ
Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
Pelaksanaan shalat fardu yang lima itu dikaitkan dengan waktu tertentu.
1. Shalat Dhuhur
Para ulama bersepakat bahwa permulaan waktu dhuhur itu ketika matahari tergelincir (al-zawal). Namun ulama berbeda pendapat dalam masalah akhir waktu dhuhur yang disarankan. Imam Malik, Imam Syafi’I, Abu Tsaur, dan daud berpendapat bahwa dhuhur yang leluasa itu jika panjang bayangan suatu benda sama dengan benda itu. Menurut Hanifah, jika panjang bayangan itu dua kali panjang benda, berarti telah masuk awal waktu Ashar.
2. Shalat Ashar
Shalat bermula dari bayang-bayang suatu benda itu telah sama panjang dengan benda itu sendiri hingga terbenam matahari.
3. Shalat Maghrib
Waktu maghrib mulai masuk bila matahari mulai terbenam dan tersembunyi dibalik tirai dan berlangsung hingga terbenam syafak (awan merah).
4. Shalat Isya
Menurut Imam Malik, Syafi’I dan lainnya, awal waktu isya adalah hilangnya (terbenam)-nya sinar merah. Sedangkan menurut Hanafi, awal waktu isya itu adalah hilangnya sinar putih yang ada setelah sinar merah.
5. Shalat Shubuh
Ulama sepakat bahwa waktu shubuh itu ketika terbit fajar shidiq, dan akhir waktunya ketika terbit fajar. Namun riwayat Ibn Qasim dan beberapa fuqaha Syafi’iah menyatakan bahwa akhir shubuh sampai tampak sinar matahari.
c. Syarat Sah Shalat
Shalat dianggap sah jika dilakukan dengan memenuhi syarat tertentu, yaitu sebagai berikut:
1. Suci badan dari hadis dan najis.
2. Menutupi aurat dengan pakaian yang bersih.
3. Mengetahui waktu masuk salat.
4. Menghadap kiblat.
d. Cara Mengerjakan Shalat
1. Rukun Salat
a. Niat.
b. Berdiri jika sanggup.
c. Takbirat al-ihram.
d. Membaca surat Al-Fatihah.
e. Ruku.
f. Thu’maninah dalam ruku.
g. I’tidal.
h. Thu’maninah dalam I’tidal.
i. Sujud.
j. Thu’maninah dalam sujud.
k. Duduk diantara dua sujud.
l. Thu’maninah dalam duduk diantara dua sujud.
m. Duduk akhir.
n. Tasyahud.
o. Membaca shalawat dalam tasyahud.
p. Mengucapkan salam dan berniat keluar dari salat.
q. Berniat keluar dari salat.
e. Sunat-sunat Shalat
Adapun sunat-sunat dalam shalat diantaranya sebagai berikut:
a. Tasyahud awwal.
b. Membaca Qunut dalam salat Subuh dan salat Witir pada paruh kedua bulan Ramadhan.
c. Mengangkat tangan ketika takbiratul ihram, ketika ruku, ketika bangkit dari ruku, dan bangkit dari tasyahud awal.
d. Meletakan tangan kanan di atas tangan kiri.
e. Membaca dia iftitah setelah takbir.
f. Membaca taawwudz ketika akan membaca surat Al-Fatihah.
g. Membaca dengan jahr atau sir menurut tempatnya.
h. Ta’mun (mengucapkan “amin”) setelah membaca surat Al-Fatihah dan diselingi dengan diam sebentar.
i. Membaca surat setelah surat Al-Fatihah.
j. Bertasbih pada waktu ruku, seperti mengucapkan “Subhana rabbiya al-azim”, dan waktu sujud, seperti mengucapkan “Subhana rabbiy al-a’la”.
k. Meletakan kedua tangan diatas paha ketika duduk diantara dua sujud, dan ujung-ujung jari berada diatas ujung paha.
l. Iftirasy pada setiap kali duduk, yakni duduk diantara dua sujud, duduk istrahat,duduk tasyahud awal, duduk untuk mengikuti imam, dan sebagainya.
m. Tawarruk pada duduk akhir.
n. Mengucapkan salam yang kedua.
f. Hal-hal yang Membatalkan Shalat
a. Berbicara dengan manusia.
b. Perbuatan yang banyak.
c. Berhadas.
d. Terkena najis, baik di badan, pakaian maupun tempat salat.
e. Terbuka aurat, kecuali jika ditutup kembali.
f. Berubah niat.
g. Membelakangi kiblat.
h. Makan atau minum.
i. Tertawa, jika di dalamnya terucap dua huruf. Demikian halnya dengan menangis.
j. Murtad.
H. RENCANA DAN PROSEDUR PERENCANAAN
1. Setting Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di kelas VII SMP Mekar Arum Bandung, direncanakan dalam kurun waktu minggu ke-2 bulan September sampai dengan minggu ke 4 bulan September 2010.
2. Desain Penelitian adalah berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan alur kegiatan:
Repleksi Awal Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I
Observasi, Refleksi dan Evaluasi I Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Observasi, Refleksi dan Evaluasi Perencanaan Tindakan III
Pelaksanaan Tindakan III Observasi, Refleksi, dan Evaluasi.
Berdasarkan desain di atas, tahapan penelitian dijelaskan sebagai berikut:
a. Refleksi Awal
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kesulitan siswa dalam memahami sholat lima waktu.
b. Perencanaan Tindakan
Masalah yang ditemukan akan diatasi dengan melakukan langkah-langkah perencanaan tindakan, yaitu penyusunan instrumen penelitian berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan membuat DVD pembelajaran.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan berupa pelaksanaan program pembelajaran. Materi pelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan I: Pengertian dan waktu-waktu shalat, tindakan II: Cara sah shalat dan cara mengerjakan shalat, tindakan III: sunat-sunat shalat dan hal-hal yang membatalkan shalat.
d. Observasi, Refleksi dan Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan menganalisisnya untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dan penelitian ini.
I. JADWAL PENELITIAN
Bulan | ||||||||||||||||
No | Kegiatan | Ke-8 | Ke-9 | Ke-10 | Ke-11 | Ket | ||||||||||
Minggu ke… | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | | |
1 | Perencanaan | | √ | | | | | | | | | | | | | |
2 | Persiapan | | | | | | | | | | | | | | | |
3 | Pelaksanaan Tindakan I | | | √ | | | | | | | | | | | | |
4 | Pelaksanaan Tindakan II | | | | √ | | | | | | | | | | | |
5 | Pelaksanaan Tindakan III | | | | | | | √ | | | | | | | | |
6 | Pengolahan Data | | | | | | | | √ | √ | | | | | | |
7 | Penyusunan Laporan | | | | | | | | | √ | √ | | | | | |
Sesuai dengan rencana yang tertuang pada point H di atas, penelitian ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahap.
J. PERSONALIA PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini melibatkan penulis sebagai ketua peneliti, dibantu oleh seorang rekan guru PAI di SMP Mekar Arum Bandung, Ferry Muhammad Firdaus S.Pd.I sebagai anggota peneliti atau observer.
K. DAFTAR PUSTAKA
- M. Sobry Surtikno dan Ida Rosydah. (2009). Media Pembelajaran. Bandung: Prospect.
- Supiana dan M. Karman. (2008). Materi Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya.
- Ahmad Tafsir. (2001). Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam. Bandung: Rosda Karya.
- Abin Syamsudin Makmun. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda Karya.
- Al-Munawir. (1984). Kamus Arab Indonesia. Yogyakarta: Pondok pesantren Al-Munawir.
- Muhibbin Syah. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
- Nana Sudjana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
- Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
- Oemar Hamalik. (1989). Tekhnik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju.
- Oemar Hamalik. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Mandar Maju.
- Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
- Zakiah Derajat. (1980). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bulan Bintang.
L. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Instrumen-instrumen:
1. RPP
2. DVD Pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas : VII/Umum
Semester : I
Pertemuan : 1,2,3
Alokasi Waktu : 3 X 40 menit
Konsep/Bahan Kajian : Sholat Wajib Lima Waktu
Standar Kompetensi : Memahami tata cara shalat
Kompetensi Dasar : Menjelaskan ketentuan-ketentuan shalat wajib
Indikator:
Pertemuan 1:
1. Menjelaskan pengertian shalat.
2. Menjelaskan waktu-waktu mengerjakan shalat lima waktu.
Pertemuan 2:
1. Menjelaskan syarat sah shalat.
2. Menjelaskan cara-cara mengerjakan shalat.
Pertemuan 3:
1. Menjelaskan sunat-sunat dalam shalat.
2. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan shalat.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian shalat lima waktu.
2. Menjelaskan waktu-waktu mengerjakan shalat lima waktu.
3. Menjelaskan syarat sah mengerjakan shalat lima waktu.
4. Menjelaskan cara-cara mengerjakan shalat lima waktu.
5. Menjelaskan sunat-sunat dalam shalat lima waktu.
6. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan shalat lima waktu.
7. Mempraktikan shalat lima waktu dengan baik dan benar.
II. Materi Pembelajaran
1. Pengertian shalat
2. Waktu-waktu mengerjakan shalat
3. Syarat sah shalat
4. Cara-cara mengerjakan shalat
5. Sunat-sunat shalat
6. Hal-hal yang membatalkan shalat
III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Observasi/Pengamatan
IV. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan dan Langkah Pembelajaran | Waktu |
1. Kegiatan awal - Apersepsi : Diingingatkan kembali tentang shalat wajib lima waktu - Motivasi : Bagaimana cara mengerjakan shalat wajib lima waktu dengan baik dan benar - Pre Test | 4 Menit 2 Menit |
2. Kegiatan inti - Guru mempersiapkan mengambil DVD pembelajaran dan mengoperasikan laptop serta infokus. - Siswa menyaksikan penayangan video-vidio yang berhubungan dengan shalat lima waktu. - Guru menjelaskan materi tentang pengertian shalat dan waktu-waktu pengerjaan shalat lima waktu. | 25 Menit |
3. Kegiatan penutup a. Review pembelajaran dengan mengevaluasi dalan bentuk pengamatan. b. Post Test | 4 Menit 5 Menit |
Pertemuan 2
Kegiatan dan Langkah Pembelajaran | Waktu |
1. Kegiatan awal - Apersepsi : Diingingatkan kembali tentang shalat pengertian shalat dan waktu-waktu pengerjaan shalat. - Motivasi : Bagaimana cara mengerjakan shalat wajib lima waktu dengan baik dan benar - Pre Test | 4 Menit 2 Menit |
2. Kegiatan inti - Guru mempersiapkan mengambil DVD pembelajaran dan mengoperasikan laptop serta infokus. - Siswa menyaksikan penayangan video-vidio yang berhubungan dengan shalat lima waktu. - Guru menjelaskan syarat sah mengerjakan shalat lima waktu dan cara-cara mengerjakan shalat lima waktu. | 25 Menit |
3. Kegiatan penutup c. Review pembelajaran dengan mengevaluasi dalan bentuk pengamatan. d. Post Test | 4 Menit 5 Menit |
Pertemuan 3
Kegiatan dan Langkah Pembelajaran | Waktu |
1. Kegiatan awal - Apersepsi : Diingingatkan kembali tentang syarat sah mengerjakan shalat lima waktu dan cara-cara mengerjakan shalat lima waktu. - Motivasi : Bagaimana cara mengerjakan shalat wajib lima waktu dengan baik dan benar - Pre Test | 4 Menit 2 Menit |
2. Kegiatan inti - Guru mempersiapkan mengambil DVD pembelajaran dan mengoperasikan laptop serta infokus. - Siswa menyaksikan penayangan video-vidio yang berhubungan dengan shalat lima waktu. - Guru menjelaskan materi tentang sunat-sunat dalam shalat lima waktu. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan shalat lima waktu dan mempraktikan shalat lima waktu dengan baik dan benar. | 25 Menit |
4. Kegiatan penutup - Review pembelajaran dengan mengevaluasi dalan bentuk pengamatan. - Post Test | 4 Menit 5 Menit |
V. Alat, Sumber dan Media Pembelajaran
1. Perangkat Laptop dan Infokus.
2. DVD Pembelajaran.
3. Buku Literatur.
VI. Penilaian
Instrument: Tes tertulis berupa Pre Test dan Post Test
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala SMP Mekar Arum PAI
Bandung
Drs. M. Arifin, M.Ag M. Ferry Firdaus, S.pd.I
NIP. 2096749277 NIP. 1289474766
Tidak ada komentar:
Posting Komentar